Bab1 iman kitab allah. mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi juga harus - Brainly.co.id. Daftar Isi. SEMESTER GANJIL BAB I IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH… 1 KompetensiIntl… 1 KompetensiDasar… 1 Indikator PDF Free Download. BAB SATU: IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH - ppt download
10Keutamaan Al Qur'an yang Bisa Anda Dapatkan. 05/08/2020 oleh Zamhari, S. Kom. I. Al-Qur'an merupakan kitab suci yang menjadi pegangan atau pedoman bagi umat Islam. Al-Qur'an juga merupakan kitab suci terakhir yang Allah turunkan kepada nabi serta rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam.
Jawaban(1 dari 3): Mau ikut jawab, tapi jika salah mohon di koreksi. Yang dimaksud mengimani kitab Allah adalah mengimani kitab yang diturunkan kepada nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad SAW, bahwasanya kita harus percaya bahwa kitab tersebut diturunkan untuk seorang nabi dan digunakan sebagai
DalilIman Kepada Kitab Allah Swt. Mengutip laman Sumber Belajar Kemendikbud, dalil mengenai iman kepada kitab Allah swt di antaranya: 1. Q.S. An Nisa ayat 136 "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya."
Berimankepada kitab-kitab Allah disebutkan dalam Al Quran, Surat Ali Imran ayat: 3. Artinya: "Dia menurunkan Al-Kitab (al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil". (QS.Ali Imran ayat 3). Ibnu Katsir menjelaskan dalam ayat tersebut bahwa Allah SWT yang menurunkan Al
Sebagaiorang yang beriman kepada kitab Allah berarti kita harus. Preview this quiz on Quizizz. Quiz. IMAN KEPADA KITAB ALLAH. DRAFT. mengimani keberadaan semua kitab suci, tetapi hanya menjalankan isi kitab suci yang diyakininya saja Percaya dengan sepenuh hati, membenarkan secara lisan, dan menerapkan isi kitab suci dalam kehidupan
RfA0. Alkitab adalah Kitab Suci umat Kristen, sudah ada sebelum Al-Quran. Isi Alkitab terdapat Taurat, Zabur, dan Injil. Semua kitab ini merupakan kitab penting dan wajib diimani umat Islam. Namun sebagian umat Islam bertanya, bagaimana cara mengimani kitab sebelum Al-Quran? Sebelum tahu cara mengimani kitab sebelum Al-Quran, maka kaum Mukmin harus mengerti terlebih dahulu apa yang Al-Quran sampaikan tentang Kitab sebelumnya, yaitu Alkitab. Al-Quran Menyatakan Untuk Menegakkan Ajaran Alkitab Al-Quran menyatakan mukmin perlu melakukan ajaran kebenaran Kitab Allah. “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu…” Qs 568. Ayat ini menegaskan pentingnya mukmin juga menerapkan kebenaran Taurat dan Injil. Mengapa demikian? Apakah Anda pernah membaca Alkitab? Atau mendengar pengajaran mengenai inti dari Kitab Suci Kristen itu? Mari kita melihat pembahasan Taurat, Zabur, dan Injil. Anda bisa menjadi Mukmin yang baik dengan mengimani dan menerapkan kebenaran Allah. Mengimani Kitab Terdahulu Karena Ada Petunjuk Allah Al-Quran menuliskan pentingnya isi Alkitab. “…Allah membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” Qs 546. Rupanya dalam Taurat, Zabur dan Injil ada petunjuk dan cahaya. Hal ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Al-Quran menekankan kepentingannya dengan menyatakan, “…kamu tidak dipandang beragama sedikit pun…” Qs 568 sampai menerapkan kebenaran Kitab Allah. Apakah Anda tahu apa petunjuk dan cahaya dalam Alkitab? Mari kita mulai mengenal Alkitab. Anda akan menemukan petunjuk dan cahaya di dalamnya. Perkenalan Isi Alkitab Taurat, Zabur, Injil Kitab Suci umat Kristen/Nasrani adalah Alkitab. Isinya terdiri dari Taurat, Zabur, dan Injil. Alkitab terbagi 2 bagian. Perjanjian Lama berisi kitab Taurat, Zabur dan nubuatan para nabi. Perjanjian baru berisi kitab Injil dan Inspirasi Allah melalui para Rasul. Alasan penyebutan “Perjanjian” karena Allah membuat perjanjian dengan manusia. Pertama, antara Musa dengan bangsa Israel. Kedua antara Isa Al-Masih dengan seluruh umat manusia. Alkitab total berisi 66 kitab. Penjabarannya adalah 39 kitab pada Perjanjian Lama. 5 Kitab Taurat. 12 Kitab Sejarah. 5 Kitab Puisi. 5 Kitab Para Nabi-nabi Besar. 12 kitab Para Nabi-nabi Kecil. 27 kitab Perjanjian Baru. 4 Kitab Injil. 1 Kitab Sejarah. 21 Kitab-kitab Rasuli. 1 Kitab Wahyu. Latar Belakang Penulisan Alkitab Penulisan Alkitab dalam kurun waktu sekitar 1500 tahun. Dari zaman Nabi Musa 2000 SM hingga Rasul Yohanes sekitar 90 M. Dalam wilayah tiga kontingen yang berbeda, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Allah mewahyukan Alkitab dengan tiga bahasa, yaitu Ibrani, Aram dan Yunani. Sebagian besar kitab Perjanjian Lama tertulis dalam bahasa Ibrani. Sebagian kecil dalam bahasa Aram. Sementara Kitab Perjanjian Baru penulisannya dalam bahasa Yunani. Alkitab terdiri dari berbagai gaya bahasa. Antara lain adalah Narasi Puisi Perumpamaan Nubuatan Sejarah Khotbah Hukum Doa Surat Dan sebagainya. Tiap gaya penulisan memiliki metode tafsir masing-masing. Alkitab terdiri dari 40 orang penulis. Dengan latar belakang yang jauh berbeda. Ada yang raja, penggembala ternak, nelayan, cendekiawan dan sebagainya. Namun semuanya dipimpin oleh Ruh Allah. “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” Injil, 2 Petrus 121. Pembuktian Keaslian Isi Alkitab Melihat keragaman latar belakang ini membuat kita bertanya apakah isi Alkitab sesuai? Apakah ada perubahan sepanjang sejarah? Bisakah kita percaya keotentikan Kitab Suci umat Kristen? Mari kita lihat beberapa pembuktian keaslian Alkitab. Pembuktian secara sejarah. Bangsa Yahudi telah mengenal tulisan dari sejak abad ke 10/11 Sebelum Masehi. Sehingga mereka mampu membuat banyak tulisan naskah asli. Mereka juga teliti membuat kopian naskah. Pembuktian dari data arkeologi kopian naskah asli. Ada banyak bukti kopian naskah asli ditemukan. Salah satu yang paling baik adalah Naskah Laut Mati. Naskah ini memuat hampr seluruh kopian Perjanjian Lama. Perjanjian Baru juga memiliki banyak sekali kopian. Ada lebih dari dari kopian naskah Injil. Semua kopian ini membuktikan kesamaan isi dengan Alkitab yang ada sekarang. Tidak mungkin Paulus merubahnya! Ada banyak sekali saksi mata. Yaitu orang yang hidup pada zaman Isa yang juga hidup sampai zaman Paulus. Mereka mendengar ajaran Isa secara langsung. Jika Paulus mengajarkan ajaran berbeda pasti akan mudah diketahui. Namun, para saksi mata tidak protes. Mereka malah meneguhkan apa yang Paulus ajarkan. Hal ini membuktikan Paulus hanya menyatakan ajaran dari Isa Al-Masih. “…aku [Paulus] tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus [Isa Al-Masih]…” Injil, Roma 1518. Pembuktian keakuratan nubuat. Alkitab memiliki kesamaan isi. Walau tertulis oleh banyak penulis dengan berbagai latar belakang. Ada benang merah yang menyatukan semuanya. Ada banyak sekali nubuatan tertulis ratusan tahun sebelumnya. Semuanya tergenapi dengan akurat. Hal inilah yang menjadi tanda utama keajaiban Kitab Suci umat Kristen. Mari kita lihat contoh isi nubuatan dalam Alkitab. Keajaiban Ramalan Alkitab Semua ramalan Alkitab tergenapi dengan akurat. Beberapa contoh adalah Isa Al-Masih lahir dari perawan. “…Sesungguhnya, seorang perempuan muda [perawan] mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki…” Taurat, Yesaya 714 = Injil, Matius 122-23. Isa Al-Masih menderita aniaya. “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku” Zabur 4110 = Injil, Yohanes 1318. Isa Al-Masih dibangkitkan dari kematian. “Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku [Isa Al-Masih] dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku” Zabur 4916 = Injil, Matius 282-7. Rupanya cara terbaik dan tanda Mukmin mengimani kitab sebelum Al-Quran adalah percaya kepada Isa Al-Masih. Isa Al-Masih Adalah Petunjuk dan Cahaya yang Allah Janjikan Kedatangan Isa Al-Masih ke dunia menggenapi nubuat dari para nabi sebelumnya. Kedatangan-Nya menggenapi janji Allah bagi umat-Nya. Allah berjanji memberikan petunjuk dan cahaya bagi umat-Nya. Inilah jalan-Nya agar semua umat manusia dapat kembali kepada-Nya. Isa bersabda Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa [Allah], kalau tidak melalui Aku.” Injil, Yohanes 146. Isa Al-Masih adalah Sang Jalan Allah. Dengan mengikuti Isa Al-Masih kita pasti mengikuti Kebenaran, inilah petunjuk Allah. Selanjutnya dengan percaya kepada-Nya kita akan menerima “Hidup Kekal” dari Dia. Inilah cahaya Allah agar manusia mendapatkan surga. Jadi, Alkitab–Kitab Suci umat Kristen–adalah Kitab Suci seluruh manusia. Tujuannya agar manusia mendapatkan jalan yang benar untuk datang kepada Allah. Percayalah kepada Isa Al-Masih agar Anda beroleh kemuliaan hidup kekal itu! [Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.] Lihat artikel ini dalam bentuk video Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Cara Muslim Mengimani Kitab Sebelum Al-Quran? Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut Pandangan Penafsir Al-Quran Soal Bukti Alkitab Palsu Adakah Bagian Alkitab Yang Sudah Hilang? Logika Kristen dan Kitab Islam, “Alkitab Tidak Dirubah” Wajibkah Orang Islam Membaca Injil? Video Bagaimana Membandingkan Alkitab Dengan Kitab Lain? Mana Yang Asli, Kitab Allah Atau Al-Quran? Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Setelah membaca artikel di atas apa pendapat Saudara tentang Alkitab? Apakah Saudara seorang Muslim sudah mengerti cara mengimani kitab sebelum Al-Quran, setelah membaca penjelasan artikel ini? Jelaskan! Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Baru. Apakah janji dalam Alkitab bagi umat manusia? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke 0812-8100-0718
Jakarta - Percaya kepada hari akhir menjadi salah satu daripada rukun iman. Ini menjadi syarat sahnya iman seseorang. Orang yang mengingkari ataupun meraguinya, maka imannya tidak sah dan dia menjadi murtad. Hal ini dijelaskan oleh Abdul Hadi Awang dalam bukunya Beriman Kepada Hari pada halaman Kemenag, hari akhir disebut juga hari kiamat. Iman kepada hari akhir termasuk dalam rukun iman yang kelima. Seseorang yang tidak beriman kepada hari akhir, maka tidak akan melakukan amal saleh. Sebab, seseorang tidak akan melakukan amal saleh, kecuali ia mengharapkan kenikmatan di akhirat SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 136 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًاArab-Latin Yā ayyuhallażīna āmanū āminụ billāhi wa rasụlihī wal-kitābillażī nazzala 'alā rasụlihī wal-kitābillażī anzala ming qabl, wa may yakfur billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulihī wal-yaumil-ākhiri fa qad ḍalla ḍalālam ba'īdāArtinya Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat mengimani hari akhir juga dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 177۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَArab-Latin Laisal-birra an tuwallụ wujụhakum qibalal-masyriqi wal-magribi wa lākinnal-birra man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wal-malā`ikati wal-kitābi wan-nabiyyīn, wa ātal-māla 'alā ḥubbihī żawil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīna wabnas-sabīli was-sā`ilīna wa fir-riqāb, wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāh, wal-mụfụna bi'ahdihim iżā 'āhadụ, waṣ-ṣābirīna fil-ba`sā`i waḍ-ḍarrā`i wa ḥīnal-ba`s, ulā`ikallażīna ṣadaqụ, wa ulā`ika humul-muttaqụnArtinya "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."Seorang muslim harus percaya dan meyakini bahwa hari akhir akan datang sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 7 yang berbunyiوَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِى ٱلْقُبُورِArab-Latin Wa annas-sā'ata ātiyatul lā raiba fīhā wa annallāha yab'aṡu man fil-qubụrArtinya "Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." QS. Al-Hajj 7Mengimani hari akhir memiliki arti meyakini sepenuh hati bahwa hari akhir pasti akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah SWT. Maka dari itu, untuk menghadapi datangnya hari akhir, dibutuhkan keimanan dan amalan-amalan kebaikan yang Perilaku dan Penerapan Hikmah Beriman kepada Hari AkhirBeriman kepada hari akhir tidak hanya dibuktikan dengan sekedar lisan, tetapi setiap umat muslim juga perlu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh perilaku seorang umat muslim yang mengimani hari akhir adalah sebagai berikut1. Orang yang mengimani hari akhir akan tercermin dari perbuatannya yang senantiasa memberikan kebaikan kepada orang Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan menyadari pentingnya kewajiban beribadah untuk mempersiapkan bekal kehidupan di Perilaku seseorang yang tercermin dari mengimani hari akhir adalah ia senantiasa berhati-hati dalam sikap dan tindakannya. Sebab, mereka akan yakin bahwa setiap amal dari perbuatannya akan mendapat balasan yang Mereka akan selalu menghindari larangan-larangan yang diberikan oleh Allah SWT dan mendekati diri kepada Mengisi waktu yang luang dengan hal-hal bermanfaat, misalnya membaca Al-Qur'an, berzikir, dan mendengarkan Dengan mempercayai adanya surga dan neraka, maka seorang muslim akan lebih termotivasi untuk lebih taat kepada Allah SWT. Dengan demikian, maka segala perbuatan akan selalu dilakukan secara hati-hati agar tidak melakukan perbuatan dosa karena takut terjerumus dalam neraka dan menginginkan masuk Senantiasa untuk berdoa kepada Allah SWT dan meminta pertolongan-Nya agar nikmat dalam beribadah dan mampu menghindari perbuatan maksiat yang menjerumuskan kepada Bersemangat dan ikhlas dalam mengerjakan amal saleh. Sebab, ketika seseorang sudah meninggal, maka akan ada kehidupan selanjutnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukan selama hidup di Seseorang yang mengimani hari akhir, maka akan memiliki upaya untuk berteman dengan orang saleh agar terpengaruh oleh kesalehannya yang memberikan pengaruh baik dalam Menyadari sakitnya dan mengerikannya siksa di akhirat, sehingga seorang muslim yang mengimani hari akhir akan memperbanyak taubat kepada Allah oleh Abdu Muhsin al-Muthairi dalam Buku Pintar Hari Akhir, menyebutkan kalangan ahli sunnah dan para ulama sepakat bahwa orang yang mendustakan hari akhir adalah kafir. Hal ini tercantum dalam surat Al-A'raf ayat 147وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَلِقَآءِ ٱلْءَاخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ ۚ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَArab-Latin Wallażīna każżabụ bi`āyātinā wa liqā`il-ākhirati ḥabiṭat a'māluhum, hal yujzauna illā mā kānụ ya'malụnArtinya "Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan."
Al-Quran mengakui bahwa Allah telah mewahyukan Taurat, Zabur, dan Injil. Mengerti dan menaati lima ayat utama Al-Quran tentang Kitab Allah dapat membimbing kita kepada hidup kekal. Apa saja lima ayat Al-Quran itu? Infografik berikut menjelaskan tentang bagaimana lima ayat utama Al-Quran yang dapat menolong seorang Mukmin mengerti betapa pentingnya membaca dan mempelajari Kitab Allah. Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Setelah membaca penjelasan pada lima ayat di atas, menurut saudara bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Taurat, Zabur, dan Injil? Jelaskan alasannya! Pernahkan saudara membaca Taurat, Zabur, dan Injil? Kalau tidak, mengapa? Kalau sudah, bagaimana kesan saudara! Menurut saudara mengapa Al-Quran memberi penghargaan begitu tinggi pada Kitab Allah, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut Penolakan Mukmin Akan Kitab Allah Al-Quran Mewajibkan Muslim Percaya akan Kitab Taurat Petunjuk Allah dalam Al-Quran, Taurat, dan Injil Video Mengapa umat Nasrani Memilih Alkitab dan Bukan Kitab Lain? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke 0812-8100-0718
Mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi juga harus
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” QS. An-Nisaa’ 136 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar takdirNya, yang baik maupun yang buruk.” HR. Muslim Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Adapun kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihissalaam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat Ada sebagian ulama yang menyatakan kitab yang diturunkan bagi nabi Musa alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan bahwa bagi nabi Musa alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa. Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur’an. Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus nasakh serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus mansukh dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” QS. Al-Maa’idah 548. Artinya, Al-Qur’an sebagai hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an. Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim. Diantara buah keimanan tersebut adalah Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka. Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” QS. Al-Maa’idah 548 Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan. *********** Maroji’ Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif. Darul Haq. Syarah Tsalaatsatul Ushuul – terjemahan -, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin/. Al Qowam. Syarah Al Aqidah Al Wasithiyah li Jam’il Ulama. Dar Ibnul Jauzi. Demikian Semoga Bermamfaat… Wallahu alam bishowab… Artikel Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah 📡 Kunjungi Kami di akun sosial Mujahid 📲 Facebook 📲 Instagram 📲 Twitter 📲 Youtube 📲 Telegram 🌍 Website 🎗 Sponsor Kokoh Ikhwah Fb Kokoh Ikhwah. Info Pemesanan, WA +62 852-5475-7734 Ingin Jadi Sponsor, Pasang Iklan di Grub dan di website?? Silahkan chat nomor di atas
mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi harus